Gaya Hidup Tak Sehat Picu Parkinson di Usia Muda

Parkinson

Gaya Hidup Tak Sehat Picu Parkinson di Usia Muda Jakarta, 21 April 2025 – Penyakit Parkinson tak lagi identik dengan lansia. Kini, penyakit degeneratif sistem saraf tersebut mulai menyerang kelompok usia muda. Fenomena ini menjadi perhatian kalangan medis, termasuk para dokter saraf yang menyoroti keterkaitan erat antara gaya hidup tidak sehat dan risiko Parkinson dini.

Parkinson Usia Muda: Fenomena yang Semakin Mengkhawatirkan

Bukan Sekadar Penyakit Lansia Lagi

Parkinson adalah gangguan pada sistem saraf yang memengaruhi gerakan tubuh. Umumnya muncul pada usia di atas 60 tahun, namun dalam beberapa tahun terakhir, tren menunjukkan peningkatan kasus Parkinson pada usia 30 hingga 40-an.

Menurut dr. Rizka Ibonita, Sp.N, dari RS Pusat Otak Nasional, kebiasaan buruk seperti begadang, konsumsi alkohol, merokok, hingga penyalahgunaan narkoba dapat mempercepat kerusakan sel otak, khususnya penghasil dopamin—zat penting yang mengatur sistem gerak dan koordinasi tubuh.

“Anak muda sekarang banyak yang bangga bisa kerja sampai larut malam. Padahal, kurang tidur dan paparan stres kronis justru mempercepat penurunan fungsi otak,” ujar dr. Rizka dalam peringatan Hari Parkinson Sedunia, seperti dikutip dari

Faktor Gaya Hidup yang Memicu Parkinson Dini

1. Begadang dan Pola Tidur Buruk

Tidur larut malam tanpa cukup waktu istirahat menyebabkan otak kehilangan momen regenerasi sel. Jika dilakukan terus-menerus, hal ini mempercepat penurunan neuron dopaminergik.

2. Alkohol dan Zat Adiktif

Alkohol dan narkoba berdampak langsung pada kerusakan saraf pusat. Konsumsi jangka panjang dapat merusak sirkuit dopamin, memperbesar potensi tremor dan kelambanan gerak khas Parkinson.

3. Jarang Olahraga dan Makanan Ultra-Proses

Kebiasaan minim gerak, makan cepat saji, serta jarangnya konsumsi buah dan sayur membuat tubuh kekurangan antioksidan alami yang sebenarnya berperan menjaga fungsi otak tetap prima.

Gejala Awal Parkinson pada Usia Muda

Sering Diabaikan, Tapi Berbahaya

Gejala Parkinson pada anak muda sering kali tidak disadari karena muncul perlahan dan dianggap kelelahan biasa. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai:

  • Tangan gemetar saat istirahat
  • Gerakan menjadi lambat dan kaku
  • Kesulitan menjaga keseimbangan
  • Tulisan tangan mengecil
  • Suara jadi pelan atau monoton
  • Perubahan ekspresi wajah menjadi datar

Jika dua atau lebih gejala ini muncul secara konsisten, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter spesialis saraf.

Apa Kata Ilmuwan dan Data Terbaru Parkinson?

Korelasi Gaya Hidup dan Kerusakan Otak

Studi internasional dari Journal of Neurology menyebutkan bahwa resiko Parkinson meningkat 2-3 kali lipat pada individu yang rutin begadang dan mengonsumsi alkohol. Selain itu, penelitian di Indonesia juga menunjukkan bahwa keterpaparan polusi udara dan stres kerja tinggi dapat berkontribusi terhadap penurunan fungsi motorik otak.

Langkah Pencegahan Parkinson: Gaya Hidup Sehat Harus Jadi Prioritas

1. Tidur Cukup dan Teratur

Usahakan tidur minimal 7 jam setiap malam dan hindari penggunaan gawai menjelang tidur.

2. Rutin Berolahraga

Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari. Jenis olahraga seperti jalan kaki, yoga, atau berenang terbukti membantu memperbaiki keseimbangan dan koordinasi.

3. Konsumsi Makanan Bergizi

Fokus pada diet kaya antioksidan, seperti buah beri, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan omega-3 dari ikan laut.

4. Kelola Stres dan Hindari Rokok serta Alkohol

Luangkan waktu untuk relaksasi dan terapi diri, seperti meditasi atau journaling. Hindari zat adiktif yang mempercepat kerusakan saraf otak.

Parkinson Kini Bisa Menyerang Siapa Saja

Parkinson bukan lagi penyakit eksklusif bagi lansia. Gaya hidup modern yang penuh tekanan, minim istirahat, dan tinggi konsumsi zat adiktif membuat anak muda kini masuk dalam kelompok berisiko.

Dokter saraf mengingatkan, langkah paling efektif adalah pencegahan sejak dini melalui pola hidup sehat dan seimbang. Mengenali gejala awal dan melakukan pemeriksaan neurologis secara berkala dapat menyelamatkan kualitas hidup jangka panjang.

Related posts